“One of the key qualities that any leader needs – a willingness to stretch yourself and go after goals that others think are too visionary, too hard, or too ambitious to accomplish .” Richard A. McGinn, Former Chairman and CEO, Lucent Technologies

Sewaktu saya menemani anak-anak saya menonton film “Princes Diary”, ada satu hal yang mungkin dapat kita renungkan dari film itu. Salah satu kalimat di dalam surat ayah Mia kepada dia, yang hanya boleh dibuka pada saat ulang tahun Mia, disebutkan, bahwa manusia, pada suatu saat akan berada pada suatu “cross-road”, dimana kita harus memilih antara apa yang kita MAU dan apa yang kita MAMPU. Umumnya, kebanyakan kita akan memilih jalan: “apa yang kita mau”.

Orang-orang yang berhasil dalam kehidupannya, mempunyai kebiasaan untuk selalu menantang dirinya sediri untuk melakukan lebih banyak dan lebih baik. Willingness to do more. Kebiasaan ini sebenarnya adalah dalam rangka proses “capacity building” dan “capability building”. Tapi banyak juga orang yang enggan untuk melakukan hal ini. Dengan mengatakan “saya tidak digaji untuk melakukan hal ini”. “Ini bukan tugas saya”, “Ini bukan urusan saya”. Tapi, sebenarnya, kita kehilangan kesempatan untuk mengembangkan diri baik dari aspek capacity maupun capability. Kalau kita digaji untuk melakukan 100%, maka tentunya kita harus malu kalau tidak dapat mencapai 100%. Sebaliknya, kalau kita mampu melakukan 100% dari tanggung jawab kita dengan kurang dari 100% waktu kita, maka kita dapat melakukan hal lain yang akan membuat kita menjadi lebih produktif dan efisien. Dan waktu yang 24 jam sehari tidak lagi kurang bagi kita.

Human capital development, dapat dicapai melalui beberapa hal, antara lain, melalui pengalaman, networking/jaringan dan pelatihan/training. Yang paling dominan peranannya adalah melalui pengalaman. Yang kedua adalah melalui networking. Training, mempunyai pengaruh yang paling kecil. Di perusahaan kami, pengembangan human capital, experience berkontribusi 70%, networking 20% dan training 10%. Experience, dapat difasilitasi melalui penambahan tanggung jawab/pekerjaan, job rotation, atau dengan menambah scope dari tanggung jawab secara horizontal. Networking, dengan misalnya terlibat di dalam kegiatan-kegiatan social, keagamaan, budaya, atau kalau di dalam perusahaan, dengan memberi akses ke manajemen perusahaan. Dan semuanya ini dilakukan diatas tanggung jawab atau pekerjaan yang sedang diembannya. Dengan cara ini, baik capacity building dan capability building dapat dilakukan.